Jalan Jalan ke Kota Kediri

Pada suatu hari , aku pergi berlibur menuju kota kediri, aku bertemu temanku disana, karna kami sudah lama tak bertemu, jadi kami melepas rasa kangen dengan mengunjungi pusat kuliner didaerah itu. Disaat kami sedang asyik menikmati Tahu Pong kuliner khas kota kediri,tiba tiba aku bertemu dengan sesuatu yang meurutku aneh, begitu temanku melihat apa yang kulihat, dia begitu tampak tenang memandangnya, dalam hati aku berpikir mungkin karna ini sesuatu yang baru bagiku,jadi akulangsung menanyakan hal itu kepada temanku,karna temanku penduduk asli kediri,jadi dia lbh tau dariku. Setelah lama kami berbincang, ternyata itu hanyalah jajanan biasa, Keripik Babi, Ya Keripik Babi, jelas aku terperangau melihat jajanan itu, karna seumur hidupku aku belum pernah tahu bagaimana daging babi dibuat sedemikian rupa menjadi keriipik,daging nya saja pun aku belum pernah mencicipinya, apalagi keripiknya. temanku menawarkan secuil saja padaku, berharap aku mencicipinya, namun karna aku adalah seorang muslim,jadi aku menolaknya dengan halus. Selesai sudah kami mengganjal perut kami dengan berbagai jajanan khas Kediri, kami melanjutkan perjalanan pulang. Rumah temanku berada di Gunung Wilis, jujur aku merasa letih sekali setelah seharian perjalanan dari kota Jakarta, begitu kami sampai rumah, aku disambut oleh Temmy , anjing sekaligus sahabat temanku, setelah kami melepas penat, temanku menawarkan aku mandi disungai. sontak aku kaget karna mendengar kata sungai, dalam pikirku sungai itu airnya kotor,banyak lumut dan kotoran kotoran lainnya,maklum saja karna saya tinggal dikota Jakarta, jadi mendi di sungai adalah hal yang tabu buatku. Karna aku tidak enak menolak tawaran temanku, sudahlah aku ikuti saja,sembari menuju sungai, aku selalu berpikir betapa bodohnya aku mandi di sungai, apa tidak kotor nanti badanku. jarak demi jarak kami tempuh,sampailah kami ketepian sungai, terkejutlah aku melihat gemuruh air sungai yang berirama,Airnya begitu bersih dan jernih, bebatuan yang rapi menghiasi aliran air sungai,pohon pohon yang rindang membuat semakin indah saja. Ternyata dugaanku salah, sebelumnya aku berpikiran bahwa sungai identik dengan sungai kotor dan jorok yang tersedia di bantaran kota jakarta,tidak berlaku disini,sungai disini begitu bersih dan indah, akupun dapat mandi disungai ini dengan asyik. Setelah asyik bermain air selama dua jam, hari semakin sore, matahari pun bersiap siap terbenam, lalu aku dan temanku menuju pulang kerumah, ditemani si Temmy anjing temanku, hari semakin senja, sudah saat nya kami makan malam,dengan menu seadanya kami pun lahap menyantap sajian yang telah disuguhkan keluarga temanku. hari pun semakin larut,hawa dingin menusuk kulit pun mulai merajai rumah kami, aku sedang asyik menomton televisi,malam pun semakin larut, tiba tiba aku mendengar suara musik yang benar benar mengusik tidurku,oh ternyata suara itu adalah musik keroncong yang terdengar dari samping rumah temanku. temanku memberitahuku bahwa itu adalah ulah kakeknya. Pagi pun datang, embun embun dedaunan pun mulai menetes netes, sang mentari pun siap menghangatkan setelah kami merasakan dinginnya malam pegunungan tadi malam, sembari menikmati pemandangan pagi aku ditemani Secangkir Teh hangat dan juga temanku juga si Temmy. disaat aku dan temanku berbincang bincang,aku pun teringat Sungai yang kemarin,tak sabar rasanya ingin mengunjunginya lagi. Hari semakin siang, aku pun harus berpamitan untuk melanjutkan kembali perjalananku menuju kota Pahlawan Surabaya,berat rasanya aku meninggalkan tempat yang yang begitu indah ini,berat pula rasanya berpisah dengan temanku, walaupun sehari di tempat ini, namun aku merasa ingin satu bulan berada ditempat seperti ini, akupun harus bertekad suatu saat nanti aku dapat mengunjungi tempat ini lagi.

WASSALAM….

Tinggalkan komentar